Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain
yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan.
Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada
seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.
Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi
sebuah ‘proses usaha’.
Betapa indah bila proses menuju pernikahan
mengabaikan harta, tahta dan ‘nama’. Embel-embel predikat diri yang
selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang ‘melekat’ pada diri
bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi
karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total
pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.
Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.
Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.
Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan.
Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar